Senin, 18 Juli 2011

Kerusakan Alam



Pernahkan kita bayangkan apa yang dapat kita lalukan untuk bumi ini?
Pernahkan terbesit keinginan kita untuk memelihara apa yang ada di bumi ini?
padahal kita adalah para pemimpin dunia, pemimpin semua yang ada di bumi.
dan pemimpin yang baik adalah, pemimpimpin yang mengerti akan keadaan yang dipimpinya.
apakah kita hanya berpangku tangan?

Senin, 04 Juli 2011

Tidak Berlebihan Dalam Beribadah

Kali ini saya akan menyampaikan beberapa hadits yang saya ambil dari kitab Riyadh as-Shalihin karya Imam an-Nawawi rahimahullah, khususnya pada bab al-Iqtishad fi ath-Tha’ah (Tidak Berlebihan dalam Beribadah). Berikut hadits-haditsnya.

“Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke rumah ‘Aisyah dan kebetulan di sana ada seorang perempuan (sedang bertamu). Kemudian beliau bertanya, ‘Siapakah ini?’ ‘Aisyah menjawab, ‘Ini adalah fulanah yang terkenal shalatnya’. Nabi bersabda, ‘Ah, beramallah kalian sesuai kemampuan kalian. Demi Allah, Allah tidak akan jemu untuk menerima amal kalian sehingga kalian sendirilah yang merasa jemu. Pengamalan agama yang paling disukai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara terus menerus’.” (Muttafaq ‘alaih)


“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Ada tiga orang yang datang ke rumah istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah mereka diberitahu, seakan-akan mereka menganggap ibadah Nabi hanya sedikit, dan mereka berkata, ‘Di manakah tempat kami dibandingkan dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal beliau telah diampuni semua dosanya baik yang telah lalu maupun yang akan datang’. Salah seorang di antara mereka berkata, ‘Saya selamanya shalat sepanjang malam’. Yang lain berkata, ‘Saya selamanya berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah berbuka’. Yang lain lagi berkata, ‘Saya menjauhkan diri dari perempuan dan tidak akan kawin selama-lamanya’. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan berkata kepada mereka, ‘Kaliankah yang tadi berkata demikian dan demikian? Demi Allah, sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, tetapi saya berpuasa dan berbuka, shalat dan tidur malam, dan saya juga menikah dengan perempuan. Barangsiapa yang benci terhadap sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku’.”
(Muttafaq ‘alaih)

“Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke dalam masjid kemudian beliau mendapatkan tali yang terpasang memanjang di antara dua tiang, beliau lantas bertanya, ‘Tali apakah ini?’ Para shahabat menjawab, ‘Tali ini dipasang oleh Zainab, jika dia merasa letih (dalam shalat) ia berpegangan dengan tali itu’. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Lepaskanlah tali itu. Seseorang di antara kalian hendaknya shalat dalam keadaan segar, bila ia merasa letih hendaklah tidur saja’.” (Muttafaq ‘alaih)


“Dari Abu Muhammad ‘Abdullah ibn ‘Amr ibn ‘al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberitahu tentang ucapan saya yaitu, ‘Demi Allah, selama hidup saya akan selalu berpuasa pada siang hari, bangun sepanjang malam untuk shalat.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Engkaukah yang berkata itu?’ Maka aku menjawab, ‘Benar wahai Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Engkau tak akan mampu melakukan hal itu. Berpuasa dan berbukalah, tidur dan bangun malamlah, dan berpuasalah tiga hari setiap bulan karena sesungguhnya kebaikan itu pahalanya dilipatgandakan sepuluh kali, itu sudah seperti puasa sepanjang tahun.’ Saya berkata, ‘Sesungguhnya saya mampu lebih dari itu.’ Nabi berkata, ‘Kalau begitu, puasalah sehari dan berbukalah dua hari.’ Saya berkata, ‘Sesungguhnya saya mampu lebih dari itu.’ Nabi berkata, ‘Kalau begitu, puasalah sehari dan berbukalah sehari, itulah puasa Nabi Dawud shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan itulah puasa yang paling baik (dalam riwayat lain), itulah puasa yang paling utama.’ Aku kembali berkata, ‘Sesungguhnya saya mampu lebih dari itu.’ Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada yang lebih utama daripada itu.’ Abu Muhammad berkata, ‘Seandainya saya dulu menerima anjuran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk berpuasa tiga hari setiap bulan, itu lebih saya sukai dibanding keluarga dan harta kekayaan’.”
(Muttafaq ‘alaih)

Masih banyak hadits shahih yang mengajarkan kepada kita untuk sederhana dalam beribadah. Yang penting semua kewajiban terlaksana, sedangkan ibadah sunnah yang penting konsisten dan disesuaikan kemampuan. Di kitab Riyadh as-Shalihin, hadits-hadits tentang ini lebih banyak lagi dikemukakan. Silakan merujuk langsung ke kitab tersebut.

Hukum Memakai Cadar


Alasan Perintah Menutup Aurat

Fitnah syahwat yang paling berat di alam ini adalah fitnah wanita, karena itu fitnah ini disebutkan pertama kali mengawali fitnah-fitnah syahwat lainnya sebagaimana firman Allah swt ;
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Al imron : 14)

Untuk itu Allah swt memerintahkan para wanita menutupi seluruh tubuhnya yang merupakan perhiasannya kecuali yang biasa ditampakkan dengan mengenakan jilbab dan kerudung hingga ke dada, sebagaimana firman-Nya :
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya." (QS. An Nuur : 31)

Dengan ditutupinya seluruh perhiasan seorang wanita maka akan mempersempit ruang bagi lawan jenisnya untuk mengarahkan pandangannya kepada perhiasannya atau bahkan menikmatinya dengan pandangan yang tidak wajar dan pandangan seperti ini adalah jalan menuju perzinahan bahkan ia sendiri sudah disebut dengan zina mata, sebagaimana hadits dari Abu Hurairoh ra dari Nabi saw bersabda,”Telah dituliskan terhadap anak Adam bagiannya dari zina dan bukan mustahil ia akan tertimpa olehnya. Zina mata adalah pandangan, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang, zina kaki adalah melangkah dan hati memiliki kecenderungan serta harapan yang kemudian dituruti atau diingkari oleh kemaluan.” (HR. Muslim)

Hikmah lain dari perintah menutup aurat ini adalah sebagai ciri khas dan identitas seorang wanita muslimah dibandingkan dengan wanita-wanita non muslim, sebagaimana firman-Nya :
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab : 59)

Batasa Aurat Wanita


Tentang batasan aurat bagi seorang wanita ini, Sayyid Sabiq mengatakan bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat yang wajib ditutup kecuali muka dan kedua telapak tangan, sebagaimana firman Allah swt :
“Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur : 31) maksudnya janganlah mereka memperlihatkan tempat-tempat perhiasan, melainkan kedua telapak tangan, sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits dari ibnu Abbas, Ibnu umar dan Aisyah.

Dari Aisyah ra bahwasanya Nabi saw bersabda,”Allah tidak menerima sholat perempuan yang telah mencapai usia baligh, kecuali dengan memakai telekung.” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah kecuali Nasai. Sementara Ibnu Khuzaimah dan Hakim menyatakan sebagai hadits shahih, sedangkan Tirmidzi menyatakannya sebagai hadits hasan)

Dari Ummu Salamah bahwa dia pernah bertanya kepada Nabi saw,”Bolehkan wanita mengerjakan shalat dengan memakai baju kurung dan telekung, tanpa kain atau sarung? ‘ Beliau saw menjawab,’(Boleh), apabila baju kurungnya lebar dan panjang menutup kedua tumitnya.” (HR. Abu Daud dan para imam menshahihkannya sebagai hadits mauquf)

Dari Aisyah ra bahwa ia pernah ditanya,”Berapa macamkah pakaian yang harus dipakai wanita yang hendak shalat?’ jawabnya,’Tanyakanlah kepada Ali bin Abi Thalib, kemudian datanglah kepadaku dan beritahukan jawabannya kepadaku!’ Orang itu pun mendatangi Ali dan menanyakan hal itu kepadanya. Ali berkata,’Memakai telekung dan baju dalam,’ kemudian orang itu kembali menjumpai Aisyah dan menceritakan jawaban Ali kepadanya. Lantas Aisyah berkata,’Itulah jawaban yang benar.” (Fiqhus Sunnah edisi terjemah juz I hal 179 – 180)

Hukum Cadar (Niqab)

Al Qurthubi dalam menafsirkan ayat diatas mengatakan bahwa “yang biasa nampak dari padanya” adalah wajah dan kedua telapak tangan sebagaimana didalam kebiasaan maupun ibadah seperti shalat dan haji. Hadits yang diriwayatkan dari Aisyah bahwasanya Asma binti Abu bakar menemui Rasulullah saw dengan mengenakan pakaian yang tipis, kemudian Rasulullah saw berpaling darinya dan mengatakan kepadanya,”Wahai Asma sesungguhnya apabila seorang wanita telah mendapatkan haidh maka tidak sepantasnya ia memperlihatkannya kecuali ini.” beliau mengisyaratkan kepada wajah dan kedua telapak tangan. (al Jami’ Li Ahkamil Qur’an juz XII hal 519)

Adapun yang dimaksud dengan wajah adalah mulai dari ujung tumbuhnya rambut sampai kebagian bawah dari dagu dan selebar antara dua daun telinga dengan tidak menampakkan rambut, tenggorokan, telinga dan tidak juga leher.

Seorang wanita muslimah diharuskan menggunakan pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya serta mengenakan kerudung yang menutupi kepala, leher dan dadanya kecuali wajah dan telapak tangannya. Yang dimaksud dengan wajah adalah mulai dari ujung tempat tumbuhnya rambut sampai ke bagian bawah dari dagu dan selebar antara dua daun telinga, sebagaimana dalil-dalil berikut :firman Allah swt :
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” (QS. Al Ahzab : 59)
“Dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya.” (QS. An Nuur : 31)

Jadi mengenakan cadar (niqab) bukanlah merupakan suatu kewajiban akan tetapi terhadap seorang wanita yang berwajah cantik dan dikhawatirkan dapat mengundang fitnah orang yang melihatnya maka hendaklah dia mengenakan cadar (niqab).

Menutup Aurat Pada Umat Terdahulu

Adapun apakah menutup aurat juga merupakan sesuatu yang diwajibkan Allah kepada orang-orang sebelum umat Muhammad saw, berikut hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Dahulu orang-orang Bani israil mandi dengan menampakkan auratnya (telanjang) sehingga sebagian dari mereka melihat aurat sebagian yang lainnya. Sedangkan Musa as mandi dengan menyendiri.” (HR. Muslim)

Imam Nawawi mengatakan bahwa sabda Rasulullah,”Dahulu orang-orang Bani israil mandi dengan menampakkan auratnya (telanjang) sehingga sebagian dari mereka melihat aurat sebagian yang lainnya.” Hadits ini mengandung kemungkinan :

1. Bahwa hal itu (menampakkan aurat kepada sesama, pen) dibolehkan didalam syariat mereka. Sementara Musa as tidak melakukan hal yang demikian demi menjaga kesucian, karena malu dan menjaga diri.

2. Bahwa hal itu diharamkan didalam syariat mereka sebagaimana hal itu diharamkan didalam syariat kita akan tetapi mereka menggampang-gampangkan dalam urusan ini sebagaimana banyak dari umat kita pun menggampang-gampangkan dalam masalah ini. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz IV hal 43)

Solo International Performing Art (SIPA) 2011






Prolog SIPA 2011

Ketika Solo membumi bersama seni pertunjukan. Sebuah event bertaraf Internasional yang ditonton oleh 10.000 orang tiap malamnya, sangat tepat sebagai media promosi perusahaan yang bergengsi di lingkup nasional maupun internasional.

Dasar pemikiran

Bila seni pertunjukan tak sekedar untuk persoalan kesenian. Namun seni pertunjukan yang sekaligus juga menjadi benang merah dari semangat kebersamaaan.

Tujuan

Menyatukan semangat dari keberagaman seni pertunjukan dengan Solo International Perfoming Art (SIPA) sebagai ruang pertemuan.

Sasaran

Energy kehidupan yang menjadi kekuatan komunitas atau pun kelompok masyarakat seni pertunjukan baik dari dalam maupun luar negeri.

Tema

Topeng. Bayangkan segala kehidupan yang ada di balik topeng. Tentang gaya hidup keseniannya. Tentang beragam kultur dari masyarakat pendukungnya.

Audience

Komunitas seniman baik tari, teater atau pun music dari dalam maupun luar negeri adalah performa SIPA di panggung pertunjukan. Tentu jangan lupakan juga dengan ribuan penonton yang akan hadir sebagai performa yang lain.

Pendekatan

Menggali persoalan-persoalan di wilayah seni pertunjukan untuk memberikan daya hidup terhadap kebudayaan kota.

Pergelaran

SIPA 2011 akan diselenggarakan di panggung yang dikelilingi kolam. Suara gemericik airnya akan mengalunkan nada-nada indah tentang SIPA. Kilauan cahaya air ketika diterpa lampu adalah cahaya indah tentang SIPA.

Peserta

Lupakan segala perbedaan seni pertunjukan. Lokan atau pun global, gunung atau pun laut, dalam atau pun luar negeri, semua akan hadir menyatu dalam semangat yang sama, dengan 7 delegasi dalam negeri dan 7 delegasi luar negeri di Solo International Performing Art (SIPA).